Cari Blog Ini

Hosting Gratis

Senin, 15 April 2019

TQM

Definisi, Unsur, Prinsip, Manfaat Program Total Quality Management (TQM)
POKOK BAHASAN 1
1.  Definisi TQM
Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni :
  1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
  2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
  3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
  4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction)dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “ (Kid Sadgrove, 1995)[3]
Seperti halnya kualitas, Total Quality Management dapat diartikan sebagai berikut;
1)  Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1993, p.135).
2)  Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33).
3) Suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.[4]
Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.


2.      Unsur-unsur utama TQM
a)     Fokus pada pelanggan.
b)     Obsesi terhadap kualitas.
c)     Pendekatan ilmiah.
d)     Komitmen jangka panjang.
e)     Kerja sama tim.
f)      Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
g)     Pendidikan dan pelatihan.
h)     Kebebasan yang terkendali.
i)      Kesatuan tujuan.
j)      Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.[5]
3.      Prinsip-prinsip TQM
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan produk.
  2. Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi.
  3. Progran TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan.
  4. Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah organisasi.
Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen.
Lima Pilar TQM :
1)      Produk
2)      Proses
3)      Organisasi
4)      Pemimpin
5)      Komitmen
Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi.
Mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses.
Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat.
Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai.
 Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain.


Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya yang lain juga lemah.


References

  • The Tools of Quality; Quality Progress, Nov 1990; J T Burr.
  • The Tools of Quality; Quality Progress, Aug 1990; P D Shainin.
  • Sarazen, JS., The Tools of Quality; Quality Progress, July 1990.
  • Production Systems; J L Riggs, Wiley, 1987.
  • Production/Operations management; Terry Hill, PHI, 1983.
  • The Tools of Quality; Quality Progress, Sept 1990; The Juran Institute .
terima kasih sudah berkenan berkunjung di Blog saya.
Semoga informasi ini bermanfaat.

Next Topik adalan " TQM Bahasan ke 2 "

Kamis, 07 Desember 2017

Yuk Belajar Mekanika Kekuatan Material


Mekanika Kekuatan Material

KONSEP TEGANGAN-REGANGAN SUATU MATERIAL 

A.   TEGANGAN (STRESS)

Secara umum tegangan teknik dirumuskan sebagai:


Keterangan:
F            = beban yang diberikan ( lb atau N )
AO       = luas penampang bahan sebelum dibebani ( in^2 atau m^2 )
σ            = psi, MPa.

Tegangan atau Stress adalah gaya reaksi atau gaya untuk mengembalikan 
ke bentuk semula. Gaya ini mengembalikan benda ke bentuk semula
 persatuan 
luas terbagi rata diseluruh permukaan.
Tegangan atau Stress dapat dikelompokkan menjadi:
1.    Tegangan Normal
Tegangan normal merupakan tegangan pada bidang yang tegak lurus dengan arah gaya. σ = bukan tegangan 
di suatu titik pada penampang A, tetapi tegangan rata-rata semua titik pada penampang A. Pada umumnya
tegangan di suatu titik tidak sama dengan tegangan rata-rata. Tetapi dalam prakteknya, tegangan ini 
dianggap seragam, kecuali pada titik beban, atau adanya konsentrasi tegangan.
2.    Tegangan Tarik
Tegangan tarik adalah tegangan yang diakibatkan beban tarik atau beban yang
arah nya tegak lurus meninggalkan luasan permukaan. Tegangan Tekan Tegangan tekan
 adalah tegangan yang diakibatkan beban tekan atau beban yang arahnya tegak lurus menuju luasan 
permukaan Suatu benda yang statis, jika dipotong harus tetap statis dengan resultan gaya = 0 (ΣF=0)
3.    Tegangan Geser
Tegangan geser adalah tegangan yang diakibatkan oleh gaya yang arahnya sejajar dengan 
luasan permukaan (gaya tangensial). A = luas penampang yang menahan beban P Tegangan yang 
terjadi pada luasan A disebut tegangan geser, τ (tau) P τ rata = A Jika permukaan geser hanya satu, 
maka disebut geseran tunggal. Jika permukaan geser dua, maka disebut geseran ganda, sehingga
 tegangan geser Ps menjadi : τs=2A Bearing Stress in Connections σb=PP=A td

B.   REGANGAN (STRAIN)

Secara umum tegangan teknik dirumuskan sebagai:
Keterangan:

lo = panjang mula – mula
li = panjang akhir
Δl = pertambahan panjang
ε = %
           
Regangan atau strain adalah perubahan pada ukuran benda karena gaya dalamkesetimbangan dibandingkan
 dengan ukuran semula. Strain juga dapat dikatakan sebagai tingkat deformasi. Tingkat deformasi tersebut 
dapat memanjang, memendek, membesar, mengecil dan sebagainya.
Pembebanan akan mengalami deformasi. Perbandingan antara deformasi dengan panjang mula-mula 
disebut sebagai regangan. δ=satuan panjang L=satuan panjang ε= tanpa satuan atau dapat ditulis:
 L−L ΔL ε=1=L L ε=regangan L=panjang mula-mula L1 = panjang
  1. Regangan Geser
Regangan geser dilambangkan γ merupakan tangen θ.
  1. Torsi
Torsi adalah variasi dari gaya geser murni. Bahan uji diberikan gaya puntir yang akan 
menimbulkan gerak putar pada sumbu penggerak atau mesin bor
  1. Deformasi Elastis
Besarnya bahan mengalami deformasi atau regangan bergantung kepada besarnya tegangan. 
Pada sebagian besar metal, tegangan dan regangan adalah proporsional dengan hubungan:
σ = E . ε
E = modulus elastistas atau modulus young ( Psi, MPa ).

  1. Deformasi Plastis
Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0.005. Jika bahan
berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagiproporsional terhadap regangan. 
Daerah ini disebut daerah plastis.



Pada daerah plastis, bahan tidak bisa kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan. 
Pada tinjauan mikro deformasi plastis mengakibatkan putusnya ikatan atom dengan atom
 tetangganya dan membentuk ikatan yang baru dengan atom yang lainnya. Jika beban di lepaskan, 
atom ini tidak kembali keikatan awalnya.

C.   HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN-REGANGAN
  1. Sifat-sifat benda elastik
ü  Strain selalu sama untuk stress tertentu
ü  Strain hilang sama sekali jika penyebab dihilangkan
ü  Untuk membuat strain tetap maka stress juga dibuat tetap
  1. Grafik tegangan-regangan


secara umum sifat mekanik dari logam dibagi menjadi:

a). Batas proposionalitas (Proportionality Limit)
Adalah daerah batas dimana tegangan dan regangan mempunyai hubungan proporsionalitas 
satu dengan lainnya. Setiap penambahan tegangan akan diikuti dengan penambahan regangan
 secara proporsional dalam hubungan linier :       
s = E e

 b). Batas elastis (Elastic limit)
Adalah daerah dimana bahan akan kembali kepada panjang semula bila tegangan 
luar dihilangkan. Daerah proporsionalitas merupakan bagian dari batas elastik. Bila beban terus
 diberikan tegangan maka batas elastis pada akhimya akan terlampaui sehingga bahan tidak 
kembali seperti ukuran semula. Maka batas elastis merupakan titik dimana tegangan yang diberikan 
akan menyebabkan terjadinya deformasi plastis untuk pertama kalinya. Kebanyakan material tenik 
mempunyai batas elastis yang hampir berhimpitan dengan batas proporsionalitasnya.

 c). Titik  Luluh  (Yield  Point)  dan  Kekuatan  Luluh (Yield Strength)
Adalah batas dimana material akan terus mengalami deformasi tanpa adanya penambahan beban.
 Tegangan (stress) yang mengakibatkan bahan menunjukkan mekanisme luluh ini disebut tegangan
 luluh (yield stress). 
Gejala luluh umumnya hanya ditunjukkan oleh logam-logam ulet dengan struktur kristal BCC dan FCC 
yang membentuk interstitial solid solution dari atom-atom karbon, boron, hidrogen dan oksigen. 
Interaksi antar dislokasi dan atom-atom tersebut menyebabkan baja ulet seperti mild steel menunjukan 
titik luluh bawah (lower yield point) dan titik luluh atas (upper yield point).
Untuk baja berkekuatan tinggi dan besi tuang yang getas pada umumnya tidak memperlihatkan 
batas luluh yang jelas. Sehingga digunakan metode offset  untuk menentukan kekuatan luluh material. 
Dengan metode ini kekuatan luluh ditentukan sebagai tegangan  dimana bahan 
memperlihatkan batas penyimpangan/deviasi tertentu dari keadaan proporsionalitas tegangan dan regangan.   
Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan suatu gambaran kemampuan bahan menahan 
deformasi permanen bila digunakan dalam penggunaan struktural yang melibatkan pembebanan
 mekanik seperti tarik, tekan, bending atau puntiran.            
Di sisi lain, batas luluh ini harus dicapai ataupun dilewati bila bahan dipakai dalam 
proses manufaktur produk-produk logam seperti proses rolling, drawing, stretching dan sebagainya.
 Dapat dikatakan titik luluh adalah suatu tingkatan tegangan yang tidak boleh dilewati dalam 
penggunaan struktural (in service) dan harus dilewati dalam proses manufaktur logam (forming process).

 d). Kekuatan Tarik Maksimum  (Ultimate Tensile  Strength)
Adalah tegangan maksmum yang dapat ditanggung oleh material sebelum tejadinya 
perpatahan (fracture). Nilai kekuatan tarik maksimum tarik ditentukan dari beban maksimum  
dibagi luas penampang.

e). Kekuatan Putus (Breaking Strength)
Kekuatan putus ditentukan dengan membagi beban pada saat benda uji putus (Fbreaking)
 dengan tuas penampang  awal (A0). Untuk bahan yang bersifat ulet pada  saat 
beban maksimum M terlampaui dan bahan terus terdeformasi hingga titik putus B 
maka terjadi mekanisme penciutan (necking) sebagai akibat adanya suatu deformasi yang terlokalisasi.

Pada bahan ulet, kekuatan putus lebih kecil dari kekuatan maksimum, dan pada bahan getas 
kekuatan putus sama dengan kekuatan maksimumnya.

f).        Keuletan (Ductility)
Adalah sifat yang menggambarkan kemampuan logam menahan deformasi   hingga tejadinya
 perpatahan. Pengujian tarik memberikan dua metode pengukuran keuletan  bahan  yaitu : 
Persentase perpanjangan (Elongation) :

                          e (%) = [(Lf-L0)/L0] x 100%

dimana :          Lf  = panjang akhir benda uji
                                   L0 = panjang awal benda uji

Presentase reduksi penampang (Area Reduction) :

                                     R (%) = [(A1 – A0)/A0] x 100%

dimana :          Af = luas penampang akhir
                                   A0 = luas penampang awal
g).        Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Adalah ukuran kekakuan suatu material, semakin besar harga modulus ini maka  semakin kecil 
regangan elastis yang terjadi, atau semakin kaku.
h).       Modulus Kelentingan (Modulus of Resilience)
Adalah kemampuan material untuk menyerap energi dari luar tanpa teiuadinya kerusakan.  
Nilai modulus resilience (U) dapat diperoleh dari luas segitiga yang dibentuk oleh  area elastik 
diagram tegangan-regangan
                Perumusannya : U = 0.5se  atau U = 0.5se2/E

i).         Modulus Ketangguhan (Modulus of Toughness)
Adalah kemampuan material dalam mengabsorb energi hingga terjadinva perpatahan. 
Secara kuantitatif dapat ditentukan dari luas area keseluruhan di bawah kurva tegangan-regangan 
hasil pengujian tarik. 

  1. Hukum Hooke
Pada tahun 1676, Robert Hooke mengusulkan suatu hukum fisika menyangkut pertambahan 
sebuah benda elastik yang dikenal oleh suatu gaya.
Menurut Hooke, pertambahan panjang berbanding lurus dengan gaya yang diberikan pada benda. 
Secara matematis, hukum Hooke ini dapat dituliskan sebagai.
                F = k x
               dengan
               F = gaya yang dikerjakan (N)
               x = pertambahan panjang (m)
              k = konstanta gaya (N/m)

Perlu suatu diingat bahwa hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah elastik, tidak berlaku untuk 
daerah plastik maupun benda-benda plastik. Rumus tersebut dapat kita tulis:
Tegangan  = k
Regangan

k adalah modulus elastisitas atau koefisien elastisitas.. Dalam batas elastisitasnya setiap deformasi 
berbanding lurus dengan gaya penyebabnya(hukum Hooke) dan pertambahan panjang pegas 
berbanding lurus dengan gaya penyebabnya.
Berikut ini addalah beberapa nilai konstanta modulus elastisitas, modulus  geser dan Ratio 
Possion pada beberapa paduan logam.

Sabtu, 17 Mei 2014

Belajar Visual Basic 6.0



Setelah anda tahu Cara Install Visual Basic 6.0 pada Komputer anda, kini akan dibahas Komponen dasar Visual Basic 6.0. Fungsi dari Pengenalan ini adalah anda akan tahu beberapa Komponen yang pastinya akan digunakan dalam membuat Aplikasi dengan Visual Basic 6.0 ini.

Gambar diatas adalah Tampilan pertama jika anda membuka Visual Basic 6.0 dengan pilihan Standard EXE. Didalam tampilan utama tersebut akan terdapat Komponen-komponen yang dibutuhkan jika anda akan membuat sebuah Program dengan Visual Basic 6.0

Dan beberapa Komponen pada Visual Basic 6.0 diatas adalah :
  1. Menu Bar
    Menu Bar seperti yang biasa kita lihat dalam Microsoft Office. Di dalamnya terdafat menu File, Edit, View, Project, Format dan sejenisnyaAtau bisa disebut juga Menu dasar untuk Edit, View, Project, Debug, dan lainnya.
  2. Tool BarFasilitas ini dapat mempercepat pengaksesan perintah-perintah yang ada dalam pemrograman. Secara default, toolbar jenis Standard yang akan ditampilkan saat Anda memulai Visual Basic. Untuk menampilkannya, dengan memilih menu View Toolbars - kemudian beri tanda centang pada pilihan Standard.
  3. Form
    Form sering disebut dengan GUI (Graphical User Interface), adalah sebuah objek yang digunakan untuk menempatkan objek-objek dari ToolBox atau Sebuah window yang berisi tombol-tombol kontrol yang akan Anda gunakan untuk mendesain atau membangun sebuah form atau report. Selain tombol kontrol Standard, Anda juga dapat menambahkan sendiri tombol kontrol yang lain.
  4. ToolBox
    ToolBox adalah window yang berisi objek-objek untuk ditempatkan dalam form. Contohnya objek Label, TextBox, ListBox, ComboBox, Frame, dan sejenisnya
  5. Project Window
    Project Window adalah sebuah window yang menampung project dan Form. Di dalamnya juga terdapat ikon View Code (untuk menampilkan area text editor) dan ikon View Object (untuk menampilkan GUI). Dengan menggunakan project window ini kita juga dapat menambah form, menghapus, mengganti nama form, memilih startup project dan lain-lain. atau Window ini menampilkan daftar form, modul, serta objek lain yang ada dalam project yang aktif. Sebuah project merupakan sekumpulan file yang Anda gunakan untuk membangun sebuah aplikasi.
  6. Properti Window
    Properti window adalah sebuah window yang digunakan untuk memodifikasi objek berupa mengubah Caption, memberi nama objek, mengubah warna, ukuran, model dan sejenisnya. atau Window ini digunakan untuk mengatur properti sebuah objek atau kontrol yang Anda pilih. Sebuah properti merupakan karekteristik objek, seperti size, caption, atau color. Untuk menampilkannya, dengan memilih menu View Properties Window.
  7. Window Form Layout
    Window ini dapat Anda gunakan untuk mengontrol posisi form pada aplikasi Anda menggunakan sistem grafik dalam sebuah
    layar. Dengan fasilitas ini, Anda dapat melihat dan mengetahui posisi form yang baru Anda desain.
    Untuk menampilkannya, dengan memilih menu View- Form Layout Window.
  8. Form Designer
    Yaitu sebuah window yang dapat Anda gunakan untuk mengatur tampilan aplikasi yang Anda susun, atau dengan kata lain, sebagai tempat untuk mendesain sebuah form. Dalam form ini, Anda dapat menambahkan kontrol, grafik, dan gambar ke dalam form pada posisi yang Anda inginkan.
Semoga dengan Postingan diatas teman teman pembaca blog Teknik Mesin Unisma dimanapun berada semakin tahu fungsi dari komponen Visual Basic 6.0 dan Lebih tau Fungsi Visual Basic 6.0.

Salam 

Kamis, 15 Mei 2014

Pengoperasian Mesin Bubut Manual

Cara Pengoperasian Mesin Bubut Manual

Pengertian Mesin Bubut adalah Alat untuk mengubah bentuk benda kerja dengan jalan menyayat dengan mengunakan pahat.Mesin bubut mempunyai primsip kerja sebagai berikut : 

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.Mesin Bubut di bagi menjadi beberapa jenis yaitu : 


  1. Mesin Bubut Universal
  2. Mesin Bubut Khusus
  3. Mesin Bubut Konvensional
  4. Mesin Bubut CNC

Bagian-bagian utama mesin
1.Kepala tetap
2.Kepala lepas
3.poros transportir
4.Eretan
5.Bed
Teknik-Teknik Membubut
1.Cekam Benda kerja ½ bagian
2.Benda kerja ditumpu dengan kepala lepas
3.membubut dengan mengunakan 2 center

Cara Kerja Mesin Bubut





Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
Tetapi pengertian lain menyebutkan bahwa:

Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasisejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.

Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Prinsip kerja mesin bubut


Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Hosting Gratis